Sharing & Discussion “Peluang dan Tantangan Jabatan Fungsional Pustakawan Instansi Swasta di Era Digital”, diselenggarakan pada Rabu, 24 November 2021 via zoom meeting. Jabatan fungsional pustakawan di kalangan pemerintah atau negeri sudah lazim dijalankan. Hal itu berlaku sebaliknya di kalangan swasta, masih sedikit yang menerapkannya. Termasuk di kalangan sekolah dan perguruan tinggi swasta, masih sedikit yang menerapkannya. Banyak faktor yang menyebabkan, termasuk kesiapan dari pustakawannya, kebijakan dari instansi tempat bekerja, dan kemampuan finansial pada intinya. Beberapa hal tersebut memotivasi Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta untuk menyelenggarakan sebuah kegiatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman, serta diskusi tentang jabatan fungsional pustakawan dalam sebuah webinar.
Webinar terselenggara atas kerja sama Perpustakaan UNISA Yogyakarta dengan PD IPI DIY dan FPPTMA Korwil DIY Jateng Selatan. Purwati, S.I.Kom, sebagai Ketua FPPTMA Korwil DIY Jateng Selatan, menyampaikan dalam sambutannya bahwa kompetensi pustakawan swasta terlebih dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah tak kalah dengan kompetensi pustakawan instansi negeri. Hal ini dibuktikan dengan bermuncullannya pustakawan berprestasi nasional dari Perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Pustakawan PTMA mampu menduduki jabatan fungsional pustakawan pula. Meskipun saat ini jabatan fungsional pustakawan masih berupa angan-anagn, semoga ke depan bisa terealisasi, sambungnya.
Irkhamiyati, sebagai Kepala Perpustakaan UNISA Yogyakarta, sekaligus sebagai Ketua Umum Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhamamdiyah ‘Aisyiyah (FPPTMA) dalam sambutanya juga menyebutkan tentang banyaknya Perpustakaan PTMA dan sekolah Muhammadiyah ‘Aisyiyah yang sudah terakreditasi, dan mendapatkan nilai A. Hal ini mencerminkan pengelolaan perpustakaannya dan pustakawannya sudah baik. Dengan demikian jabatan fungsional layak diterapkan di PTMA.
Dalam acara tersebut juga disampaikan susunan pengurus HIMPUSMA (Himpunan Pengelola Perpustakaan Sekolah Muhamamdiyah) Daerah Sleman Periode 2019-2023 Peralihan Antar Waktu. Penyerahan SK selanjutnya diberikan kepada perwakilan ketua HIMPUSMA Sleman. Irkhamiyati berharap agar semua Perpustakaan PTMA mampu membina Perpustakaan Amal Usaha Muhamamdiyah ‘Aisyiyah di wilayahnya, termasuk perpustakaan sekolah di sekitarnya, agar makin memberi manfaat bagi umat.
Acara dibuka oleh Wakil Rektor I UNISA Yogyakarta, Bpk. Taufiqur Rahman, SIP., MA., P.Hd. Pak Taufiq menyampaikan bahwa sebenarnya sejak awal pendirian Muhammadiyah, Kyai Dahlan sudah memikirkan perpustakaan, dengan terbentuknya salah satu bagian yang bernama Bagian Pustaka yang selanjutnya bernama Taman Pustaka, dan sekarang bernama Majlis Pustaka dan Informasi. “Jadi sudah semestinya jika Perpustakaan PTMA mengelola perpustakaan dengan sebaik-baiknya, termasuk memikirkan jenjang karier pustakawan seperti dosen, dalam jabatan fungsionalnya”: jelas Taufiq.
Webinar menghadirkan tiga pembicara pakar. Pertama Drs. Budiyono, SIP., selaku Ketua 1 PD IPI DIY, dan Pustakawan Ahli Utama DPAD DIY, serta Tim Penilai Propinsi. Pak Budi menyampaikan bahwa materi yang disampaikannya, ibaratnya baru mengupas kulit jeruknya saja. Istilahnya hanya sebagai pengantar saja, sehingga yang disampaikan baru rasa pahitnya saja. Selanjutnya untuk tahu manisnya jeruk, bisa didiskusikan lebih lanjut di lain kesempatan, mengingat keterbatan waktu dalam webinar ini.
Pembicara kedua, Dr. Sungadi, S.Sos., M.IP., Pustakawan Utama dan Tim Penilai UII, berbagi pengalaman jabatan fungsional pustakawan di UII. Banyak motivasi yang tersampaikan kepada audiens, sehingga jangan berkecil hati untuk terus memajukan dunia kepustakawanan, sehingga sampai pada puncak kariernya. Pembicara ketiga, Drs. Lasa Hs, M.Si, Pustakawan Utama UGM yang sudah paripurna dan sekarang menjabat sebagai Kepala Perpustakaan UMY selama 3 periode menyampaikan tentang rancangan jabatan fungsional pustakawan bagi kalangan Perpustakaan PTMA. Lika liku pencapaian jenjang tertinggi dan bagaimana membina di UII juga disampaikan oleh Pak Lasa. Perjuangan jabatan fungsional pustakawan PTMA masih panjang. Perlu dukungan PTMA masing-masing, payung dari persyarikatan, dan argument pustakawan untuk meyakinkan pimpinan.
Sejumlah 250 peserta bergabung dalam acara ini. Peserta sangat berantusias untuk berdiskusi, terbukti dengan banyaknya jumlah pertanyaan yang masuk di chat room. Panitia memohon maaf apabila tidak bisa menjawab semua pertanyaan, karena keterbatasan waktu. Acara berjalan lancar, yang dipandu oleh MC Lilik Layyina, SIP dari UNISA Yogyakarta, dengan moderator Aidilla dari Perpustakaan UMY. Segenap panitia bersyukur bisa berbagi kepada sejawat pustakawan se-Indonesia, baik dari kalangan negeri maupun swasta.