Oleh: Irkhamiyati, SIP., M.IP*

Keberadaan Institutional Repository (IR) di sebuah perguruan tinggi di Indonesia bukan merupakan hal asing lagi. Satu perguruan tinggi bahkan ada yang memiliki lebih dari satu Institutional Repository (IR). Keberadaan Institutional Repository (IR) pada sebuah perguruan tinggi di Indonesia umumnya melekat pada tugas perpustakaannya. Akan tetapi ada juga Institutional Repository (IR) yang dibangun oleh sebuah institusi, dikelola oleh bidang lainnya seperti untuk pengelolaan jurnal, arsip, dsb.
Hasil pemeringkatan webometrik terhadap Institutional Repository IR) / transparent ranking for all repositories pada bulan Februari 2022 oleh Google Scholar menunjukkan bahwa terdapat 477 Institutional Repository (IR) dengan jumlah sitasi masih 0 item. (https://repositories.webometrics.info/en/node/32). Hasil tersebut hendaknya menjadi perhatian besar, termasuk bagi pustakawan perguruan tinggi. Hasil tersebut menempatkan pada urutan rangking terbawah sedunia.
Berdasarkan temuan di atas, apa yang bisa diperankan oleh pustakawan? Duduk, diam, menonton saja? Tentunya tidak. Berbagai hal harus segera dilakukan sebagai solusinya. Irkhamiyati, SIP., M.IP, selaku Kepala Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, sebagai instansi yang terkena dampak di atas, ikut prihatin. Hal tersebut kemudian diangkat sebagai latar belakang dalam seminar nasional yang diadakan oleh Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (FPPTMA) Korwil Jawa Timur.
Seminar mengangkat tema “Seminar Nasional dan Workshop Optimalisasi Repositori Institusi untuk membangun Ekosistem Digital PerguruanTinggi”. Irkhamiyati, sekaligus sebagai Ketua Umum Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (FPPTMA) menyampaikan beberapa contoh repositori institusi dari teman-teman sesama PTMA yang rangkingnya tinggi, patut menjadi contoh dan tempat belajar selanjutnya. Bagi perguruan tinggi, khususnya sesama PTMA yang belum memiliki repositori institusi dihimbau untuk bergabung dalam konsorsium yang sudah disediakan oleh FPPTMA, jika berketerbatasan dana.
Peserta seminar dan workshop berasal dari berbagai daerah, baik dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Barat. Peserta sangat antusias mengikuti acara selama dua hari. Nara sumber lainnya yang sangat kompeten yaitu Amirul Ulum (Ketua FPPTI Jawa Timur), Bani Mutakhir (Pustakawan UMS sekaligus pengurus FPPTMA), dan M Hafiz Ahyanoor (UM Malang). Rektor UM Jember dalam sambutan dan keynote speakernya sangat mengapresiasi acara ini, terlebih karena sangat mendukung peningkatan ekosistem digital di perguruan tinggi guna mendukung pelaksanaan dharma di PT.
Acara berjalan lancar, yang dimoderatori oleh Pustakawakan dari UM Pnorogo, Yolan Priatna. Ketua FPPTMA Korwil Jatim, Ainur Rohmaniah (UM Sidoarjo), Berlian E (Kepala Perpustakaan UM Jember) beserta seluruh pengurus dan panitia telah menjalankan tugas dengan baik. Selain Seminar dan workshop, Rakorwil juga dilaksanakan sebagai bentuk kordinasi pengurus. Irkhamiyati berharap agar program kerja disusun berskala prioritas, dengan maping yang jelas, PIC, waktu, dan rencana matang, sehingga bisa disinergikan dengan stake holder lainnya. Tujuannya untuk memberi manfaat sesama Perpustakaan PTMA dan kontribusi nyata dalam pengembangan kepustakawanan secara lebih luasnya. Penandatangan perpanjangan naskah kerja sama juga dilakukan di sela-sela acara, antara Perpustakaan UNISA Yogyakarta dengan Peprustakaan UMSIDA, UM Jember, dan UMPO.
• Penulis adalah Kepala Perpustakaan UNISA Yogyakarta dan Ketua Umum Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (FPPTMA)